



LUMAJANG | Hallo Jatimnews – Bertempat di alun – alun Kabupaten Lumajang, ratusan orang dari berbagai elemen masyarakat berkumpul menggelar aksi Lumajang damai di depan Kantor Kabupaten Lumajang. Aksi ini sendiri digagas dengan semakin meningkatnya suhu politik di Indonesia seusai penetapan pemenang pemilihan presiden dan wakil presiden oleh KPU Nasional. Rabu (22/05 ) kemarin sore.
Dalam Kesempatan itu Ketua Panitian Lumajang Damai, A’ak Abdullah Alkudus mengatakan kegiatan aksi damai ini adalah wujud syukur dari masyarakat Lumajang yang mana KPU Nasional telah mengumumkan siapa pemenang dalam pemilihan presiden kali ini. “Terlepas dari siapapun pemenang dalam pesta rakyat pemilu 2019, kita sebagai warga Negara yang baik harus mendukungnya dengan penuh semangat.Bangsa kita adalah bangsa yang besar, jangan sampai karena pengumuman presiden ini, kita terpecah belah karena ulah profokator yang tak mau melihat bangsa kita ini bergerak maju” ungkapnya.
Kapolres Lumajang AKBP DR. Muhammad Arsal Sahban SIK, SH, MH, MM menyampaikan orasi kebangsaan dalam kegiatan akai lumajang damai mengutarakan “kedua pasang calon yang berkontestasi adalah putra terbaik bangsa. dalam setiap kontestasi selalu ada yang menang dan ada yang kalah. tapi siapapun yang menang, kedua pasang calon sudah mengajarkan arti demokrasi kepada bangsa Indonesia. mereka adalah pahlawan-pahlawan demokrasi” paparnya.
“Tapi ada hal yang membuat kita sedih, karena walau kontestasi sudah usai, tapi pertikaian akibat perbedaan pilihan masih sangat tajam. timbul aksi People Power karena tidak puas akan hasil pemilu. masyarakat masih banyak yang lebih percaya isu hoax daripada fakta.
” isu hoax tentang meninggalnya petugas KPPS karena diracun, server KPU yang sudah dikondisikan dan isu-isu lainnya yang tidak benar. TNI dan Polri selalu hadir disetiap proses tahapan pemilu. setiap pendistribusian kotak suara TNI dan Polri mengawal dan mengamankannya. setiap tahapan perhitungan suara juga hadir masing – masing saksi paslon dan juga unsur bawaslu mengawasi pelaksanaannya. jadi tidak ada ruang bagi penyelenggara negara untuk merubah hasil perhitungan. apalagi setiap hasil perhitungan suara boleh di ikuti oleh masyarakat serta boleh di foto dan dishare ke media sosial. sehingga tidak mungkin terjadi kecurangan yang bersifat terstruktrur, sistematis dan masif” tegasnya.
“People Power tidak pernah terjadi di negara demokratis, karena ada pembagian kekuasaan antara legislatif, eksekutif dan yudikatif sebagai bentuk check and balance. People Power hanya terjadi di sebuah negara yang bersifat otoriter karena kendali pemerintahan hanya di satu tangan sehingga terjadi potensi pelanggaran HAM yang masif dan tingkat korupsi yang tinggi. ujar Arsal
“ semoga Aksi Lumajang damai ini menyatukan kembali perbedaan-perbedaan pilihan yang sempat terjadi. kita fokus membangun lumajang menjadi kota yang aman, damai dan kondusif. stigma lumajang sebagai kota begal harus kita rubah menjadi “lumajang, negeri diatas awan” ujar arsal mengakhiri orasinya.(Pri).