EkbisLife StyleNasionalNews

Jahe, Si Herbal yang Potensial di Jawa Timur

HALLOJATIMNEWS.COM – Jahe merupakan tanaman yang tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Tanaman ini sering kali digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Jahe tergolong ke dalam tanaman biofarmaka atau lebih dikenal dengan tanaman obat-obatan.

Jahe dapat dikonsumsi sebagai minuman, bumbu masakan, bahan kosmetik, serta berbagai bentuk olahan lain. Tanaman ini kaya akan vitamin, kalsium, zat besi. Dalam jahe juga terkandung senyawa Oleoresin bermanfaat sebagai zat aktif yang dapat membantu meredakan batuk, penurun panas, dan analgetik bagi tubuh.

Jahe sebagai salah satu tanaman obat dengan klaim khasiat paling banyak, digunakan sebagai bahan baku lebih dari 40 produk obat tradisional sehingga jahe menjadi salah satu tanaman yang dibutuhkan dalam jumlah besar untuk Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) maupun Industri Obat Tradisional (IOT) (Kementerian Pertanian, 2008).

Terdapat 3 jenis jahe berdasarkan ciri fisiknya, yaitu jahe gajah, jahe emprit, dan jahe merah. Jahe dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan yang relatif tinggi, namun tetap memerlukan sinar matahari yang cukup setiap hari. Pertumbuhan jahe akan lebih optimum lagi jika di daerah tropis dan subtropis.
Pada tahun 2018, produksi jahe di Indonesia mencapai 207.411 ton, meningkat 13,4% dari tahun sebelumnya. Dari hasil produksi tersebut, Jawa Timur merupakan provinsi yang memproduksi dalam jumlah terbanyak di Indonesia. Produksi jahe di Jawa Timur melampaui cukup jauh dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain.

 

Diolah berdasarkan data dari BPS, selama sepuluh tahun terakhir Jawa Timur selalu memberikan kontribusi produksi jahe yang cukup besar di Indonesia. Pada tahun 2018, Produksi terbanyak jahe Indonesia terdapat di Provinsi Jawa Timur ( sebesar 37%), kemudian dikuti Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Bengkulu. Jawa Timur merupakan daerah tropis basah dengan suhu rata-rata 20° C sampai 35°C, hal ini termasuk salah satu faktor yang menyebabkan produksi jahe dapat berkembang cukup bagus di Provinsi Jawa Timur sebagaimana ditunjukan pada grafik berikut.

Di provinsi Jawa Timur, pada tahun 2018, produksi jahe mencapai 77.241 ton, dengan pertumbuhan 18,68% dari tahun 2017. Produktivitas jahe di Jawa Timur juga cenderung meningkat selama sepuluh tahun terakhir.

Sumber: BPS, diolah

Daerah penghasil jahe terbanyak di Jawa Timur pada tahun 2018 adalah Kabupaten Situbondo. Salah satu sentra produksi jahe di Kabupaten Situbondo yaitu Desa Kayumas, Kecamatan Arjasa. Penduduk di desa tersebut sebagian besar bertani jahe gajah, dan menghasilkan produksi ratusan ton tiap bulannya, bahkan sampai di ekspor ke luar negeri.

Potensi jahe di Jawa Timur dapat dikatakan cukup besar.
Keadaan ini hendaknya dipertahankan, bahkan ditingkatkan, agar perekonomian di Jawa Timur dapat meningkat. Salah satu cara yang dapat dilakukan pemerintah yaitu dengan meningkatkan kesejahteraan petani jahe di Jawa Timur seperti peningkatan sarana dan prasarana pertanian dengan teknologi yang lebih canggih, pengendalian luas panen jahe agar tidak terjadi alih fungsi lahan pertanian, dan penyuluhan kesadaran masyarakat agar profesi petani tidak dipandang sebelah mata sehingga kelak pertanian khususnya jahe dapat terus berkembang.

Penulis : Dwi Cahyo Firmansyah (Politeknik Statistika STIS).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button