TNI-ku

KSAD Jenderal Andika Perkasa Sosok Yang Cerdas, Millenial & Berprestasi

JAKARTA, HALLOJATIMNEWS.com -Reorganisasi di tubuh lembaga TNI AD ternyata menjadi hal yang diamati serius oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa. Dalam Rapat Pimpinan TNI AD bertema “TNI AD yang Adaptif’ tahun anggaran 2020 yang digelar di Mabes TNI AD, Rabu (26/2/20), Jenderal Andika Perkasa menyampaikan bahwa pihaknya telah menyampaikan rancangan penambahan jabatan di tubuh Angkatan Darat kepada Presiden Joko Widodo. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan tidak ada lagi perwira tinggi yang kelak tidak memiliki jabatan.

Bukan tanpa sebab Jenderal bintang empat yang saat ini menduduki jabatan tertinggi di TNI AD tersebut menyampaikan perihal reorganisasi di tubuh TNI AD. Hal ini dilatarbelakangi permasalahan klasik yang selama ini menjadi momok bagi TNI AD untuk memberdayakan jajaran perwiranya, baik perwira menengah maupun parwira tingginya. Lantas, apakah gebrakan ini hanya menjadi wacana dan hanya menjadi angin lalu yang hanya akan dilewatkan begitu saja?.

Tentu, jawabanya adalah tidak. Seperti diketahui Jenderal Andika Perkasa menjadi salah satu sosok Jenderal bintan empat yang piawai dan ahli strategi dalam menciptakan terobosan-terobosan baru di tengah kondisi sosial politik nasional yang sangat dinamis. Kebijakan-kebijakan yang diambil beberapa waktu terakhir, selama Jenderal Andika menjadi KSAD, telah menunjukkan bargaining position yang kuat, terutama untuk terus meningkatkan kesejahteraan lembaga yang dipimpinya tersebut. Berbagai isu dalam tataran strategis maupun taktis dalam kubu Angkatan Darat mampu diselesaikan, tanpa menimbulkan kegaduhan pada level nasional.

Kemudian pertanyaan publik, mengarah kepada “Siapa sebenarnya Jenderal Andika Perkasa ini?”. Menarik sedikit kebelakang, saat pengangkatan Andika Perkasa menjadi Kepala Staf Angakatan Darat yang mengundang berbagai komentar dan isu. Salah satunya adalah keterkaitanya dengan Tokoh Nasional Jenderal TNI (Purn) A.M Hendropriyono yang merupakan ayah mertuanya, mantan kepala BIN (Badan Intelijen Negara) yang dikenal sebagai tokoh yang dekat dengan Presiden Joko Widodo.

Namun pengamat militer dari LIPI Muhamad Haripin, mengatakan bahwa pihaknya melihat sosok Jenderal Andika yang memang memiliki kelebihan dibanding rekan dan senior-seniornya. Sekilas Muhammad Haripin mengulas sosok Jenderal Andika Perkasa yang dinilainya memang sangat pantas dan layak memimpian lembaga sebesar TNI AD.

Jenderal kelahiran Bandung, Jawa Barat 53 tahun lalu ini, memulai karir militernya sebagai perwira pertama infanteri di Kopassus setelah lulus dari Akademi Militer pada 1987. Sempat menjabat sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AD pada 2013, Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) pada 2014 dan Panglima Komando Daerah Militer Tanjungpura pada 2016, karir Andika melaju dengan cepat. Pada 2018 saja dia menjabat sebagai Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklatad), kemudian Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) sebelum akhirnya diangkat Presiden Joko Widodo menjadi Kepala Staf Angkatan Darat pada Kamis (22/11/2018).

Tentara Berprestasi Dan Beredukasi”

Selain menjadi lulusan terbaik Seskoad (Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat) pada 1999/2000, Jenderal Andika Perkasa juga memiliki banyak pengalaman lapangan serta latar belakang pendidikan yang baik, kata Haripin. Ia juga lulus dari Unversitas Harvard dan Universitas George Washington. “Jadi bisa dibilang Pak Andika ini punya kelebihan dibanding rekan seangkatannya yang lain maupun senior-seniornya,” ungkap Haripin.

Presiden Joko Widodo sendiri mengatakan alasan pengangkatan Jenderal Andika Perkasa, dikarenakan banyaknya pengalaman di lapangan. “Kita melihat rekam jejak. Saya kira Pak Andika ini pernah di Kopassus, Kodiklat, Pangdam, Kostrad, kemudian sebelumnya pernah di Penerangan juga. Saya kira _tour of duty_ -nya komplet. Pernah juga menjadi Komandan Paspampres. Saya kira komplet semua,” ujar Presiden Jokowi mengomentari sosok Andika selepas pelantikan (22/11/2018).

Bagaimanapun Haripin menambahkan bahwa “faktor-faktor di luar itu kelihatannya cukup bermain juga” dan penunjukan seperti itu adalah hal yang biasa di tubuh TNI atau TNI AD. “Saya pikir tak bisa dipungkiri karena posisi KSAD itu sangat strategis dan presiden tentu butuh orang yang betul-betul dia percaya dan bisa diandalkan.” ujar Haripin.

“Justru kita akan bertanya-tanya ketika presiden justru memilih orang yang punya pandangan berbeda dengan dia. Kita akan mempertanyakan apakah TNI AD jika itu KSAD, apakah akan solid, jika pimpinannya berada dalam garis politik yang berbeda. Dan cara satu-satunya untuk menampik komentar sinis, menurut Haripin adalah untuk Andika membuktikan bahwa di bawah kepemimpinannya “TNI AD bisa lebih profesional, modern dan mampu menjaga soliditas organisasi.”, imbuhnya.

Menanggapi komentar-komentar tersebut, sebenarnya Jeneral Andika Perkasa sendiri menolak menanggapi ketika ditanya hal tersebut. “Itu juga monggo ya, mau ngomong apa juga, saya begini saja kok dari dulu. Enggak ada yang akan saya komentari lagi. Terserah,” kata Andika seperti dikutip Kompas.com.

Dekat Dengan Presiden Jokowi Saat Menjadi Paspampres”

Sejumlah kalangan menyatakan Presiden Jokowi dekat dengan Jenderal Andika Perkasa dan menurut Haripin kedekatan itu bukan hanya karena mertua Jenderal Andika Perkasa. Ia mengatakan Andika sempat menjadi komandan Pasukan Pengamanan Presiden.

“Proses komunikasi, interaksi, antara presiden dengan bawahannya dalam hal ini Paspampres saat itu, Pak Andika, sempat ada kedekatan secara personal, mungkin dari situ timbul juga rasa percaya dari presiden bahwa pak Andika telah melaksanakan tugasnya dengan baik,” papar Haripin.

Namun Haripin menambahkan bahwa Presiden tak bisa dengan kewenangannya melejitkan karir seseorang di TNI. “Di dalam TNI sendiri ada mekanisme untuk menentukan kenaikan pangkat, jabatan bagi personelnya,” kata Haripin.

Selain itu, dalam rekam jejak Jenderal Andika Perkasa juga belum pernah ada catatan hitam soal pelanggaran HAM, penyelewengan wewenang ataupun terlibat dalam tindakan korupsi.

“Para Jenderal Menantu Jenderal”

Jenderal Andika Perkasa bukanlah menantu jenderal pertama yang karirnya melejit di TNI. Jenderal Ryamizard Ryacudu misalnya, yang pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan di Kabinet Kerja adalah menantu Try Sutrisno, mantan wakil Presiden di era Soeharto.

Kemudian, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berpangkat Jenderal TNI adalah menantu Jenderal Sarwo Edhi Wibowo, mantan Komandan RPKAD yang kemudian menjadi Kopassus.

Mayjen Agum Gumelar adalah menantu Letjen Achmad Tahir, mantan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi di era Suharto.

Sementara Prabowo Subianto dengan jabatan terakhir letnan jendral adalah menantu Suharto.

Kontributor : Pri.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button