Ekbis

Tingkatkan Keterampilan Pembatik dengan Pelatihan Kerajinan Tenun

Probolinggo – Selama tiga hari dimulai tanggal 28 sampai 30 November, sebanyak 15 peserta dari pembatik se-Kota Probolinggo mendapatkan Pelatihan Kerajinan Kain Tenun. Giat yang diinisiasi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo ini menghadirkan instruktur dari UD. Medali Emas Kota Kediri. Pelatihan berlangsung di Rumah Batik Griya Pendalungan, gedung baru milik DKUPP yang berlokasi di Jalan Mastrip.

Plt Kepala Bidang Industri, Dwiyani yang mewakili Kepala DKUPP menjelaskan bahwa kreativitas para perajin tenun yang tersebar di seluruh nusantara dalam menghasilkan desain berciri khas menjadi satu corak budaya. “Upaya perlindungan terhadap IKM tenun akan mampu melestarikan budaya kita dan tenun merupakan produk warisan budaya yang potensial dikembangkan ke depannya. Untuk itu, pembinaan dilakukan melalui regenerasi pengrajin,” ucapnya.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Daya Industri, bahwa pembangunan SDM industri untuk menyiapkan SDM yang mempunyai kompentensi yang handal. Ditambah dengan gaya fashion Indonesia yang mempunyai banyak keberagaman seperti tenun, batik, dan songket. Kain tradisional Indonesia memiliki potensi nilai ekonomi yang sama besar dengan pariwisata.

Tenun yang secara garis besar diciptakan dalam berbagai warna, corak dan ragam hias yang memiliki keterkaitan erat dengan kepercayaan, lingkungan alam serta menjadi bagian penting yang merepresentasikan budaya dan nilai sosial yang berkembang saat ini. “Dalam segi fungsi, tenun memiliki beragam kegunaan antara lain, sebagai busana upacara adat, sebagai mahar dalam perkawinan maupun sebagai penunjuk status sosial,” jelas Dwiyani, Senin (28/11).

Para peserta diharapkan mengikuti semua rangkaian kegiatan agar mendapatkan tambahan ilmu, pengetahuan dan pengalaman dari para instruktur. “Pelaku IKM harus selalu berinovasi dalam pengembangan produk tenun ikat beserta turunannya dan memperhatikan tren pasar sehingga produknya bisa laku di pasaran, apalagi kerajinan tenun merupakan hal baru di Kota Probolinggo. Para peserta diajarkan mulai dasar bagaimana cara menenun,” jelas Dwiyani.

Setelah seremonial acara tersebut, peserta diajak untuk berkenalan dengan mesin tenun. Terlihat, peserta sangat antusias mengikuti kelas tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Rina, salah satu peserta. “Alhamdulillah sangat senang dan antusias sekali dapat kesempatan ini. Karena tenun bisa di padupadankan dengan batik, sehingga akan menambah variasi produk yg bisa meningkatkan daya jual dan daya saing,” ungkapnya.

Rina pun berharap, pelatihan tersebut tidak berhenti sampai tiga hari saja namun berkelanjutan sampai mahir karena tahapan dari tenun memakan proses yang lebih rumit dan panjang. Ditanya terkait rumah batik baru tersebut, Rina cukup terkesan. “Bagus ya, jadi pembatik dan pengrajin bisa punya tempat untuk produksi dan display hasil karyanya,” pungkasnya.

@deft

Related Articles

Back to top button