Sidoarjo – Kapolri Jenderal Listyo Sigit menginstruksikan kepada seluruh jajarannya untuk tidak ragu mengusut tuntas kasus-kasus mafia tanah di seluruh Indonesia. Upaya ini sejalan dengan instruksi dari Presiden Indonesia Joko Widodo yang fokus untuk memberantas praktik mafia tanah di Indonesia.
Dalam keterangannya melalui pres rilis yang digelar di Mako Mabes Polri beberapa waktu silam, Sigit juga menegaskan kepada seluruh jajaran-nya untuk menindak siapa pun aktor intelektual di balik sindikat mafia tanah. Menurutnya, pemberantasan mafia tanah merupakan bagian dari program Presisi dan proses penegakan hukum harus dilakukan tanpa pandang bulu.
Kendati demikian, masih banyak pula beberapa masyarakat ataupun oknum hingga perangkat desa yang mengabaikan dan terkesan menyepelekan instruksi tersebut. Khususnya di wilayah daerah yang masih dikatakan belum padat penduduk.
Seperti halnya yang dialami warga kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo. Sebut saja Bejo (54), warga asli kelahiran kota udang dan bandeng ini mengalami dugaan adanya mafia tanah yang sudah diambil haknya.
Kepada media ini, Bejo yang bekerja sebagai pedagang kaki lima disebuah pasar rakyat wilayah kecamatan Sukodono mengatakan bahwa hak tanah dan banguna milik keluarganya saat ini sudah pindah tangan ke orang lain tanpa adanya persetujuan darinya (sengketa).
Ketika disinggung terkait hal sengketa tersebut, pihaknya mengatakan akan melanjutkan perkara ini sampai ke meja hijau. ” Perkara ini pasti akan saya tindak lanjuti mas, bahkan jika tidak ada titik terang akan saya lanjut ke meja hijau.” ketus Bejo saat di temui media ini. Rabu (16/03/2022).
Berdasarkan info yang dihimpun, masalah sengketa tersebut sudah diketahui oleh salah satu LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), disalah satu kecamatan tersebut. Hingga berita ini ditayangkan, media ini masih terus menggali informasi tentang adanya perkembangan sengketa tanah yang dialami oleh Bejo. (Bersambung..) @deft
