TAJUK

Warga protes keras maraknya judi merpati di Surabaya masih kerap terjadi

Surabaya – Masyarakat kota Surabaya protes keras dengan maraknya aduan burung merpati dan disinyalir adanya perjudian dikawasan Poloso kota Surabaya. Hal ini disampaikan warga saat menikmati diwaktu senggangnya setelah selesai beraktifitas sembari menikmati seduhan secangkir kopi disalah satu warkop dikawasan itu. Senin, (23/5/2022).

Kepada wartawan, warga meminta supaya perjudian aduan burung merpati di kawasan Ploso tersebut diberantas karena efek dari semua ini kerap membuat terjadinya gangguan ketertiban ditengah masyarakat.

“Sejumah kasus kriminal yang terjadi diawali dari perjudian. Selain itu, efek perjudian juga dapat merusak moral bangsa apalagi dapat membawa pengaruh negatif pada anak-anak kita dan lingkungan.” ungkap warga yang tidak mau dipublikan namanya.

Warga berharap, pihak kepolisian melakukan tindakan razia rutin terhadap perjudian ini. Kendati demikian, meskipun pihak kepolisian yang sudah bertindak hingga adanya pembakaran rumah burung merpati (Pegupon), para pecinta burung merpatipun masih juga berusaha tetap melakukan pembenahan pasca terjadinya razia.

Laporan dan keluhan yang kesekian kalinya bukan hanya sekarang, seringkali masyarakat menyampaikan keluhan ini. Bahkan tindakan secara tegas terukurpun juga pernah dilakukan oleh pihak kepolisian setempat. Namun namanya juga penyakit masyarakat (pekat), seakan akan tidak ada efek jera.

Rachman selaku pemimpin redaksi dari sebuah media dikota Surabaya berharap agar pihak terkait jangan patah semangat untuk memberantas adanya penyakit masyarakat yang berada diwilayahnya. Pihak kepolisian diharapkan juga bisa berkordinasi langsung dengan tokoh masyarakat sekitar dan juga kepada organisasi masyarakat yang ada.

Selain itu, pihaknya juga berharap agar memberantas adanya dugaan oknum yang terlibat didalamnya. Bukannya menuduh, namun perlu kita waspadai terkait hal ini. Kecurigaan tersebut timbul dari sebuah pemikiran tentang adanya tindakan dari pihak kepolisian.

“ Anehkan, pihak kepolisian sudah bertindak hingga adanya pembakaran pegupon, namun setelah beberapa lama kemudian pasca pembakaran, mereka kembali beraksi seakan akan mereka kebal hukum. Apakah mungkin ada oknum yang terlibat dibalik semua ini.” Tandas. Rachman yang juga menjabat sebagai ketua DPD oraganisai pers di Kab.Sidoarjo.@red

 

Back to top button