News

Kya-kya Kembang Jepun Surabaya Kembali Dibuka

Surabaya –  Mulai 10 September 2022 Kya Kya Kembang Jepun secara resmi dihidupkan kembali. Meski namanya diganti Wisata Pecinan Kembang Jepun, kota Surabaya sekarang ini semakin menancapkan diri sebagai kota destinasi wisata dalam peta pariwisata di Jawa Timur.

Acara semakin semarak dengan penampilan Lima Naga tari Barongsai dengan 14 pemain dari Jalan Karet yang dilatih oleh Kurniawan dan tidak ketinggalan juga Liang Liong ikut mengisi acara tersebut. Kehadiran mereka semakin memperkuat kesan Tionghoa di lokasi Kya Kya.

Sebanyak 66 UMKM lokal dan brand besar akan meramaikan pembukaan Kya Kya Kembang Jepun, Pemerintah kota Surabaya (Pemkot) juga menggandeng UMKM yang menjadi binaan Kelurahan di masing-masing di Surabaya.

Seperti yang diutarakan oleh Mbak Ratu selaku UMKM binaan Kelurahan yang menepati Stand yang ada di Kya Kya bahwa dalam menempati dan menjual di daerah Kya Kya akan berlaku sistim rolling.

“Untuk menempati Stand ini, dalam tiga hari akan ada yang mengantikan UMKM dari Kelurahan yang lain.” ujar mbak Ratu binaan UMKM Kelurahan Pabean Cantikan kepada awak media hallojatimnews.com, (10/9/2022)

Sementara itu menurut Bachtiar (49) selaku UMKM binaan Apkrindo (Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia) bahwa untuk menepati stand di Kya Kya ini ada beberapa perbedaan masalah harga.

“Dalam perbedaan beberapa harga, itu pun tergantung besar kecilnya stand yang digunakan. Saya sendiri menepati stand dengan harga Rp 6.000.000 itu pun bisa diangsur dengan sistim KUR (Kredit Usaha Rakyat) dengan pembiayaan/kredit bersubsidi pemerintah dengan bunga rendah melalui Bank BRI.” Ujar Bachtiar yang menepati stand Wedang Jahe.

Ibu Oda salah satu pengunjung mengatakan dengan diadakan kembali wisata Kya kya kembang Jepun. Ia sangat antusias dan sangat senang dan berharap wisata Kya Kya ini akan tetap bertahan tidak seperti wisata Kya Kya beberapa tahun yang lalu, karena dalam situasi endemi covid 19. Masyarakat haus dengan adanya hiburan dan wisata.

“Dan satu hal lagi, mengenai harga makanan kuliner disini harganya standar dan terjangkau, syukur-syukur dalam wisata kuliner Kya Kya ini, pihak Pemkot Surabaya bisa mempertahankan, gak seperti tahun yang lalu.” Ujar ibu Oda pengunjung asal Tandes.

Perlu diketahui meskipun namanya diganti Wisata Pecinan Kembang Jepun. Agar tetap hidup dan menghidupi, maka siapa pun harus bergotong royong, inklusif, terbuka terhadap kritik membangun, cakupannya menyeluruh kawasan Pecinan sehingga konsep Kya Kya adalah milik bersama. Seni dan budaya Tionghoa adalah milik Surabaya, karena sejak dulu sudah terformasi multietnis. Surabaya adalah keberagaman. @ njb

Related Articles

Back to top button