News

Para Pegiat Pemerhati Kebudayaan Kota Surabaya Berkunjung di Ndalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat

HALLOJATIM – Dalam rangka kunjungan Pegiat Pemerhati Kebudayaan daerah Jawa Timur di Keraton Surakarta yang merupakan upaya Pelestarian Budaya Jawa. Kanjeng Gusti Ratu (KGR) Pakoebuwono XIII, yang didampingi oleh KPH Adipati Harry HS Sosronagoro, berkenan menerima kunjungan rombongan pemerhati dan pelestari budaya Jawa di Sasana Putra, Ndalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pada Minggu (28/08/2022) sore.

Disadari bahwa budaya Jawa di era modern tengah menghadapi  banyak ancaman, yang mana, cepat atau lambat, akan sampai pada hilangnya nilai-nilai dan tradisi kebudayaan Jawa.

Dalam upaya bersama untuk melindungi dan melestarikan budaya Jawa, dibentuk sebuah paguyuban pelestarian budaya Jawa yang bernama Paguyuban Kusuma Handrawina (PKH) oleh Gusti Kanjeng Ratu Pakubuwono XIII. Dengan salah satu wadah upaya pelestarian budaya Jawa (Keraton Kasunanan Surakarta) sebagai bagian dari budaya Nusantara.

Di Sasana Putera, tempat menerima tamu umum inilah, Gusti Kanjeng Ratu menyampaikan bahwa siapapun yang kelak tergabung dan dipilih menjadi bagian dari Paguyuban Kusuma Handrawina (PKH), maka mereka harus bisa menyesuaikan diri dan adaptasi dengan aturan aturan yang ada dalam Keraton.

Menurut Beliau, mulai dari tata busana, tata krama, hingga tata bahasa harus menyesuaikan diri. Justru dengan penyesuaian ini akan sangat indah jika tradisi Jawa ini bisa teraplikasikan di luar Keraton dengan begitu tradisi leluhur ini akan tetap terjaga meski jaman semakin moderen dan maju seperti halnya di negara Jepang. Karena di negara Jepang walaupun negaranya maju tapi tradisi masih dipegang.

Apalagi jika pihak Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat sampai berkenan memberikan Peparingan Ndalem, Kekancingan, atau meresmikan mereka sebagai bagian dari pengabdi dalem Keraton (Abdi Dalem) dan peresmian atau pelantikan tersebut secara tradisi akan dilakukan oleh Raja, Kanjeng Sri Susuhunan Pakoebuwono yang sedang berkuasa.

“Begitu Kanjeng Sinuwun Pakubuwono XIII melantik yang secara administrasi ditandai dengan penandatanganan sertifikat, maka sertifikat itu akan menjadi arsip Keraton”, tutur Gusti Kanjeng Ratu Pakoebuwono XIII di hadapan pegiat dan pelestari budaya Jawa dari Surabaya.

Perlu diketahui para pegiat budaya Jawa Kota Surabaya, terdiri dari beberapa profesi diantaranya ; Dachlan Harahap (Kerabat Keraton dan Pensiunan Guru), Jonatan Christanto Wibisono (Seniman dan Sineas), Ignatius Rahmat Santoso (Presiden Rotary Surabaya persada), Edi Setyono (Budayawan Jawa), Nanang Purwono (pegiat Sejarah), Harley Matair (Videographer), Rudi Situmorang (Jurnalis), Amimun Najib (jurnalis dan Pengusa), Wulan Handayani (Youtuber dan Penyiar Radio), Dyan Nugra (Pengusaha).

Dalam penandatanganan pada sertifikat penganugerahan gelar abdi dalem tidak sekedar teken, tapi tapak asta ini adalah proses penunjukan sakral yang turun dari leluhur sebelumnya melalui Sri Susuhunan Paku Buwono yang sedang berkuasa”, tambah Gusti Kanjeng Ratu

“Perlu diketahui bawasannya siapapun yang mendapat amanah dalam pelestarian budaya Jawa di bawah arahan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat benar benar siap dan madep mantep.” tegas Beliau.

Terkait dengan Paguyuban Pelestarian Budaya Jawa dimanapun berada harus menjalankan sesuai dengan koridor Keraton. Keraton menjadi Punjer PKH dan semua atas arahan Gusti Kanjeng Ratu.

Gusti Kanjeng Ratu juga mengingatkan agar PKH tidak ditunggangi oleh kelembagaan lain dan kegiatan yang bersifat kolaboratif dengan lembaga lain dan bertujuan untuk mencapai cita-cita pelestarian budaya Keraton dan budaya Jawa sangat dimungkinkan.

“Ana Raja, ana Keraton. Ana Kratonan, ana Raja”, tutur Gusti Kanjeng Ratu.

Terakhir Gusti Kanjeng Ratu berpesan agar pelestarian dan pengembangan budaya Jawa senantiasa sesuai dengan petunjuk Sinuwun yang sedang bertahta di Keraton. @ njb

Related Articles

Back to top button