NasionalNews

ITS Mendata Mahasiswa Asal Sulteng yang Terdampak Bencana

Surabaya, hallojatimnews.com –  Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya melalui Direktorat Kemahasiswaan mengumpulkan para mahasiswanya asal Sulawesi Tengah (Sulteng) yang berjumlah 39 orang untuk melakukan pendataan yang terdampak bencana alam yang terjadi di Kota Palu, Sigi dan Donggala. Pendataan yang dilakukan sebagai bagian dari kegiatan bertajuk Sinergi Membangun Pascagempa Palu yang diadakan di gedung Perpustakaan ITS lantai dua, Rabu (10/10) sore.

Direktur Kemahasiswaan ITS Dr Darmaji mengatakan, dalam acara ini selain mengundang mahasiswa ITS yang berasal dari Sulteng, juga menghadirkan Tim ITS Tanggap Bencana. Acara ini diselenggarakan dengan tiga tujuan utama. Pertama, diharapkan dari acara ini ITS dapat memperoleh data mahasiswa yang berasal dari Sulteng yang keluarganya terdampak bencana dahsyat 28 September lalu. Sehingga, ITS dapat memberikan bantuan secara langsung kepada mahasiswa tersebut.
Kedua, dari acara yang berlangsung dengan diskusi dua arah ini, nantinya para mahasiswa dapat memberikan masukan berupa saran kebutuhan apa yang lebih penting untuk bisa dikirim ITS ke Palu, Sigi dan Donggala.

“Kami harapkan mahasiswa bisa menjadi sumber informasi yang valid untuk permasalahan logistik apa yang dibutuhkan di sana, karena mereka juga bisa mendapatkan masukan dari keluarga mereka yang ada di sana,” tutur dosen Matematika ITS ini.

Ia juga mengatakan, para mahasiswa ITS yang berasal dari Sulteng nantinya juga bisa dilibatkan untuk menjadi relawan guna membantu Tim ITS Tanggap Bencana ketika terjun langsung membantu para korban bencana yang ada di Sulteng, seperti apa yang sudah dilakukan Tim ITS Tanggap Bencana di Lombok juga. Dan terakhir, diharapkan para mahasiswa ini nantinya juga bisa menjadi jembatan untuk para mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) Palu yang ingin berkuliah di ITS dengan sistem Sit-In. Hal ini seperti yang sudah dinyatakan Rektor ITS Prof Dr Ir Joni Hermana MSc ES PhD bahwa ITS siap untuk menampung para mahasiswa Untad yang ingin melanjutkan studinya selama kampus mereka dalam tahap perbaikan.

Sementara itu, Sekretaris Institut ITS Dr Dra Agnes Tuti Rumiati MSc yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, ITS sebagai perguruan tinggi yang selalu memiliki rasa kepedulian tinggi akan semua bencana yang ada di Indonesia akan berupaya secara maksimal agar bantuan di Palu, Sigi dan Donggala dapat tersalurkan dengan baik.

ITS juga sudah memiliki jejaring dengan TNI AL, sehingga bantuan bisa mudah tersalurkan. Bantuan gelombang pertama ITS yang berupa logistik berjumlah 300 packs yang sudah terkumpulkan melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS, hari ini (10/10), sudah dapat tersalurkan juga menuju Palu melalui TNI AL. “Saya berharap mahasiswa ITS yang berasal dari Sulteng ini nantinya juga bisa membantu dalam pendistribusian bantuan ITS menuju Palu,” ujarnya.

Menanggapi agenda ini, respon positif diberikan oleh salah satu mahasiswa ITS, Angga Tegar Setiawan, mahasiwa pascasarjana Teknik Mesin ITS yang berasal dari Karaja Lemba, Kota Palu. Ia langsung bersedia untuk menjadi salah satu relawan ITS untuk membantu para korban yang berada di Palu dan Donggala.

Ketika ditanya mengenai kabar keluarganya di sana, Angga menjawab bahwa keluarganya baik-baik saja. Namun tembok rumah mereka mengalami retak di beberapa bagian dan ada beberapa bagian rumah juga yang runtuh. “Waktu gempa terjadi saya ada di Surabaya, adik yang ada di sana langsung telepon saya. Saat ini keluarga saya masih mengungsi di rumah saudara di kecamatan Rio Pakava,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Biro Administrasi Pembelajaran dan Kesejahteraan Mahasiswa (BAPKM) ITS Ir Agus Gunaryo menyampaikan, sampai saat ini total sudah ada tujuh mahasiswa asal Untad yang mendaftar di Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITS. “Diharapkan, setelah dikumpulkannya para mahasiswa ITS yang berasal dari Sulteng ini dapat menjaring lagi para mahasiswa Untad yang ingin berkuliah Sit In di ITS. Saat ini kendala mereka (mahasiswa Untad, red) memang masih masalah transportasi dari Palu ke Surabaya. Untuk masalah ini, kami juga sedang mendiskusikannya dengan para pimpinan,” ujarnya. (ayu/red)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button